Halaman

27 November 2015

Karena Bahagia Itu Sederhana

Seorang direktur sebuah perusahaan, kaya raya, tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Kemudian seorang Ustadz mengajak sang direktur untuk ikut ke sebuah panti asuhan di Jakarta agar hatinya merasa bahagia dan tentram. Sang direktur menuruti saran Ustadz, namun setelah selesai acara, hatinya tetap masih belum merasa bahagia. Ia bergumam, "Ustadz bohong, katanya kalo ke panti asuhan hati bisa bahagia."
Ia pun berniat pulang, lalu melangkah menuju ke arah mobilnya dengan lesu. Tapi baru saja ia melangkah kedekat pintu panti asuhan, tiba-tiba seorang gadis kecil menarik tangannya.
"Om....mau pulang ya?", "Iya" jawab sang direktur sambil tersenyum.
"Om...boleh gak Nanda minta sesuatu ke Om?" Tanya anak kecil yang bernama Nanda itu. "Boleh, apa?"
"Tapi....Nanda takut gak boleh sama Om..."
Sang direktur tersenyum. Ia orang kaya, apa yang tidak bisa dibelikannya?! Apalagi untuk anak yatim piatu yang manis ini, pastilah permintaannya ia penuhi.
"Memangnya Nanda mau minta apa?" Tanya sang direktur sambil berjongkok dan memegang bahu Nanda.
"Om....Nanda minta...Nanda pengen manggil Ayah ke Om, boleh???"
Sang direktur tercengang. Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yang tidak pernah diduganya. Ternyata bukan boneka yang diminta Nanda, bukan juga uang, hanya sebuah sebutan 'Ayah'....tanpa terasa hatinya bergetar.
"Boleh"...Nanda boleh panggil Ayah ke Om."
"Terimakasih...Ayaaah, kapan Ayah datang lagi? Nanda boleh minta lagi ke Ayah?"
"Boleh sayang, Nanda mau minta apa?"
"Nanda minta, kalo Ayah datang lagi kesini, bawa fotonya Ayah ya..., Nanda mau simpan dikamar Nanda. Kalo Nanda kangen sama Ayah, Nanda bisa liat foto Ayah."
Sang direktur mengangguk. Dengan berlinang airmata sang direktur memeluk Nanda dan berkata, "Besok Ayah datang lagi kesini, Ayah akan bawa foto Ayah. Dan Ayah akan sering kesini ketemu sama Nanda."
Hati sang direktur sangat bahagia. Ya, ia benar-benar merasakan kebahagiaan itu sekarang.

Ingatlah, bahwa bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya. Melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski hanya sebuah ungkapan KATA.

Semoga bermanfaat dan kita bisa mengambil palajaran dari kisah diatas.

Salam silaturahmi.

Repost dari chat Whatsapp kakak saya

Tidak ada komentar: