Halaman

16 Juli 2009

Hari Ke-17, Asma ke-17: Ar-Rozzaq

Ar-Rozzaaq
Maha Penabur Rezeki (The Provider / The Sustainer)
"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh" (Q.S. Adz-Dzariat[51]:58)

Allah SWT selalu memberi kita rezeki dan kenikmatan di dunia ini. Semua yang kita miliki adalah pemberian dan dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus bersyukur dan tidak boleh pelit kepada sesama. Kita tidak perlu khawatir harta kita habis, karena sesungguhnya Allah SWT Maha Pemberi Rezeki. Terutama bagi mereka yang mau menolong orang yang tidak mampu.


Dari Al-Fudhail bin 'Iyadh ia berkata, seorang laki-laki menceritakan kepadaku: "Ada laki-laki yang keluar membawa benang tenun, lalu ia menjualnya satu dirham untuk membeli tepung. Ketika pulang, ia melewati dua orang laki-laki yang masing-masing menjambak kepala kawannya. Ia lalu bertanya, 'Ada apa?' Orang pun memberitahunya bahwa keduanya bertengkar karena uang satu dirham. Maka, ia berikan uang satu dirham kepada keduanya, dan ia pun tak memiliki sesuatu.

Ia lalu mendatangi isterinya seraya mengabarkan apa yang telah terjadi. Sang isteri lalu mengumpulkan beberapa perkakas rumah tangga. Laki-laki itu pun berangkat kembali untuk menggadaikannya, tetapi barang-barang itu tidak laku. Tiba-tiba kemudian ia berpapasan dengan laki-laki yang membawa ikan yang menebar bau busuk. Orang itu lalu berkata kepadanya, 'Engkau membawa sesuatu yang tidak laku, demikian pula dengan yang saya bawa. Apakah Anda mau menukarnya dengan barang (daganganku)?' Ia pun mengiakan. Ikan itu pun dibawanya pulang. Kepada isterinya ia berkata, 'Dindaku, segeralah urus (masak) ikan ini, kita hampir tak berdaya karena lapar!' Maka sang isteri segera mengurus ikan tersebut. Lalu dibelahnya perut ikan tersebut. Tiba-tiba sebuah mutiara keluar dari perut ikan tersebut.

Wanita itu pun berkata gembira, 'Suamiku, dari perut ikan ini keluar sesuatu yang lebih kecil daripada telur ayam, ia hampir sebesar telur burung dara'.
Suaminya berkata, 'Perlihatkanlah kepadaku!' Maka ia melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya sepanjang hidupnya. Pikirannya melayang, hatinya berdebar. Ia lalu berkata kepada isterinya, 'Saya kira ini adalah mutiara!' Sang isteri menyahut, 'Tahukah engkau berapa nilai mutiara ini?' 'Tidak, tetapi aku mengetahui siapa orang yang pintar dalam hal ini', jawab suaminya.

Ia lalu mengambil mutiara itu. Ia segera pergi ke tempat para penjual mutiara. Ia menghampiri kawannya yang ahli di bidang mutiara. Ia mengucapkan salam kepadanya, sang kawan pun menjawab salamnya. Selanjutnya ia berbicara kepadanya seraya mengeluarkan sesuatu sebesar telur burung dara. 'Tahukah Anda, berapa nilai ini?', ia bertanya. Kawannya memperhatikan barang itu begitu lama, baru kemudian ia berkata, 'Aku menghargainya 40 ribu. Jika Anda mau, uang itu akan kubayar kontan sekarang juga kepadamu. Tapi jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, dia akan memberimu harga lebih tinggi dariku'.

Maka ia pun pergi kepadanya. Orang itu memperhatikan barang tersebut dan mengakui keelokannya. Ia kemudian berkata, 'Aku hargai barang itu 80 ribu. Jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, saya kira dia akan memberi harga lebih tinggi dariku'.

Segera ia bergegas menuju kepadanya. Orang itu berkata, 'Aku hargai barang itu 120 ribu. Dan saya kira, tidak ada orang yang berani menambah sedikit pun dari harga itu!'
'Ya', ia pun setuju. Lalu harta itu ditimbangnya. Maka pada hari itu, ia membawa dua belas kantung uang. Pada masing-masingnya terdapat 10.000 dirham. Uang itu pun ia bawa ke rumahnya untuk disimpan. Tiba-tiba di pintu rumahnya ada seorang fakir yang meminta-minta. Maka ia berkata, 'Saya punya kisah, karena itu masuklah!' Orang itu pun masuk.

Ia berkata, 'Ambillah separuh dari hartaku ini. Maka, orang fakir itu mengambil enam kantung uang dan dibawanya. Setelah agak menjauh, ia kembali lagi seraya berkata, 'Sebenarnya aku bukanlah orang miskin atau fakir, tetapi Allah Ta'ala telah mengutusku kepadamu, yakni Dzat yang telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang diberikan-Nya kepadamu adalah baru satu qirath daripadanya, dan Dia menyimpan untukmu 19 qirath yang lain.

Dikisahkan seorang sufi yang begitu yakin bahwa Allah SWT menjamin rezeki seluruh hamba-Nya. Untuk membuktikannya, ia pergi ke sebuah gua untuk berdiam diri. dalam kegelapan gua, ia duduk bersila. Ia berjanji tidak akan membuka mata, tidak akan membuka mulut, dan tidak akan bergerak sedikit pun hingga rezeki datang langsung ke mulutnya.

Setelah beberapa lama, datanglah serombongan para pedagang untuk berteduh di dalam gua. Salah seorang dari mereka menyalakan api sebagai penerang di dalam gua. Ketika melihat ada seorang yang sedang duduk dengan mata terpejam, ia mendekatinya. Orang yang membawa obor itu mengucapkan salam kepada lelaki itu. Karena tidak mendapat jawaban, orang yang membawa obor memanggil teman-temannya. Beberapa di antara mereka mencoba menepuk-nepuk punggung dan pundak sang sufi. Namun, sufi itu tidak bergerak sedikit pun.
'Mungkin dia kelaparan dan lemas, sehingga tidak sanggup menjawab salam,' kata salah seorang rombongan kafilah. Kemudian, temannya mengambil perbekalan makan dan memberikannya kepada sang sufi.

Sang sufi masih terdiam. Beberapa orang kafilah merebahkan tubuh sang sufi. kemudian, mereka menyuapkan makanan kepada sang sufi. Begitu makanan sudah masuk ke rongga mulutnya, sang sufi tersenyum dan berteriak 'Subhanallah!, Subhanallah!'

Kisah di atas membuktikan bahwa Allah Maha Pemberi Rezeki kepada setiap makhluk-Nya. Oleh karena itu Allah SWT memiliki nama Ar-Rozzaaq.

Tidak ada komentar: