Halaman

29 Juli 2009

Hari Ke-30, Asma ke-30: Al-Lathiif

Al-Lathiif
Maha Lembut (The Subtle One)
"... sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (Q.S. Yusuf[12]:100)

Terhadap orang lain, kita harus bersikap lembut dan sopan. Kepada yang lebih muda, kita wajib menyayanginya dan kepada yang lebih tua, kita wajib menghormatinya. Sebagaimana nama yang dimiliki Allah SWT, Al-Lathiif yang artinya Maha Lembut.

Seorang laki-laki Badui bernama Zahir Bin Haram memberikan hadiah kepada Rasulullah SAW. Hadiah itu merupakan oleh-oleh dari kampung halamannya. Rasulullah SAW sangat menyukai Zahir karena kesalehannya, meskipun dia adalah orang yang buruk rupanya.

Ketika hendak berdagang, Rasulullah SAW mendatangi Zahir dan merangkulnya dari belakang. Ketika Zahir menoleh dan mengetahui yang merangkulnya adalah Rasulullah, ia tidak mau melepaskannya.

Sambil bercanda, Rasul berkata, "Siapa yang mau membeli budak?"

Zahir berkata, "Wahai Rasulullah, jika demikian, engkau mendapatkanku sebagai barang yang tidak berharga".

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW tersenyum dan berkata, "Akan tetapi, di sisi Allah engkau sangat berharga".

Rasulullah SAW selalu bersikap lembut kepada siapa saja yang beriman, sekalipun kepada seorang buruk rupa seperti Zahir. Rasulullah meneladani nama Allah, Al-Lathiif yang berarti Maha Lembut.

Tidak ada komentar: