Halaman

31 Juli 2009

Hari Ke-32, Asma ke-32: Al-Haliim

Al-Haliim
Maha Penyantun (The Forbearing On)
"... Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun" (Q.S. Al-Baqarah[2]:235)

Al-Haliim mempunyai arti Maha Penyantun. Allah SWT senantiasa menyayangi dan menyantuni hamba-Nya.

Pada suatu hari, Salahuddin Al Ayyubi didatangi seorang perempuan kafir. Perempuan itu berteriak dan membuat kekacauan. Melihat kejadian itu, para prajurit hendak menjauhkannya dari Salahuddin. Namun, Salahuddin mencegah dan memerintahkan para prajurit untuk membawa masuk perempuan itu. Kemudian, perempuan itu mengadu bahwa anaknya diculik dan suaminya dijadikan tawanan perang. Padahal, hanya suaminya yang memberi nafkah untuk keluarganya.

Mendengar hal itu, Salahuddin terharu. Kemudian, ia memerintahkan para prajurit melepaskan suami perempuan itu dan mencari anaknya yang diculik. Akhirnya para prajurit berhasil menemukan anak yang diculik itu. Perempuan itu berterima kasih dan memuji Salahuddin.

"Kami tidak melakukan sesuatu apa pun, kecuali yang telah diperintahkan oleh agama kami", kata Salahuddin.

Perempuan itu bertanya, "Apakah agama Tuan memerintahkan kasih sayang terhadap musuh, dan membantu orang-orang yang lemah?"

"Benar, Islam adalah agama Allah yang senantiasa memberikan rahmat serta menjadi penyelamat bagi seluruh umat", jawab Salahuddin.

Akhirnya, perempuan itu bersyahadat bersama suaminya. "Aku mencintai agama yaang penyantun dan mulia seperti yang tercermin dari sifat-sifat dan akhlak tuan", kata perempuan itu kepada Salahuddin.

Sesungguhnya Islam mengajarkan umatnya untuk selalu bersikap penyantun, karena Allah SWT memiliki nama Al-Haliim yang berari Maha Penyantun.

Tidak ada komentar: