Halaman

11 September 2009

Memaafkan (bagian 2)

Melanjutkan Posting sebelumnya

Kali ini kisah nyata Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq RA.

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shidiq mendatangi Aisyah RA. Ia bertanya, "Aisyah, apa yang sudah Rasulullah lakukan tapi belum kulakukan?"
Aisyah menjawab, "Ayah, engkau sudah melakukan semua yang Rasulullah lakukan kecuali satu".

"Apa itu Aisyah?" tanya Abu Bakar Ash-Shidiq lagi.
"Rasulullah SAW setiap hari memberi makan seorang lelaki yahudi buta di pasar" jawab Aisyah.

Abu Bakar Ash-Shidiq berbegas menuju pasar dengan membawa makanan dan minuman. Sesampainya di pasar, ia mendapati orang yang dimaksud oleh Aisyah. Abu Bakar Ash-Shidiq segera mendekatinya, namun beberapa langkah kemudian Abu Bakar Ash-Shidiq berhenti saat ia mendengar lelaki yahudi itu berteriak, "Muhammad pembohong!!"

Abu Bakar Ash-Shidiq mulai marah kepada lelaki itu, namun ia bertanya-tanya dalam hati 'benarkah Rasulullah SAW memberi makan lelaki ini?'
Perlahan-lahan, Abu Bakar Ash-Shidiq mendekati lelaki tersebut dan duduk di sebelahnya sambil menyuapkan makanan ke lelaki yahudi itu.

Belum satu suapan, lelaki yahudi itu bertanya, "Siapakah engkau? Engkau bukan orang yang biasa memberiku makan."
Abu Bakar Ash-Shidiq menjawab "Sesungguhnya orang yang biasa memberimu makan sudah meninggal"
Lelaki yahudi itu terkejut, dan kembali bertanya, "Apakah benar itu? aku belum pernah mengetahui siapa dirinya, jika kau tahu, beri tahu aku siapa dia".
Abu Bakar Ash-Shidiq menangis mendengar kata-kata lelaki itu, namun terus menyuapinya sambil berkata, "Sesungguhnya orang yang setiap hari memberimu makan dan mengasihimu adalah orang yang engkau hina setiap hari"
"Dialah Muhammad, orang yang paling dicintai Allah" lanjut Abu Bakar Ash-Shidiq tak kuasa menahan tangisnya.

Lelaki yahudi itu terdiam, kemudian ia berkata dengan kerasnya, "Wahai Muhammad, engkau begitu mulia, setiap hari aku menghinamu, setiap hari pula engkau mengasihiku. Aku malu... maafkan aku wahai Muhammad!"
Abu Bakar Ash-Shidiq memeluk lelaki itu dan berbisik "Ia tidak pernah mendendam atau marah kepadamu, Ia sangat sayang kepada umatnya."

Lelaki yahudi itu bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shidiq, "Ijinkan aku meminta maaf kepadanya, jadikan aku umatnya"
"Ucapkanlah 'Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Muhammad itu utusan Allah" kata Abu Bakar Ash-Shidiq.
Setelah lelaki yahudi itu mengucapkan kalimat syahadat seperti yang diucapkan Abu Bakar Ash-Shidiq, ia meninggal dunia dalam keadaan tenang.

Dari kisah ini jelas terlihat sikap Rasulullah SAW yang tidak mendendam dan selalu memaafkan walaupun orang itu selalu menghinanya.
Dapatkah kita meniru sikap Rasulullah? Jawablah dengan nama Tuhanmu.

Tidak ada komentar: